Guru merupakan hal yang pokok dalam pendidikan. Dimana guru adalah orang yang memberikan transfer nilai dan ilmu pengetahuan kepada siswanya melalui proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Peran seorang guru dalam proses pembelajaran merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Saat ini selama pandemi Covid-19 membuat anak-anak usia sekolah harus melanjutkan belajarnya di rumah sebagai bentuk social distancing untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Karena para guru tidak mungkin datang ke setiap rumah siswanya, maka orangtualah yang akan mengambil peran menjadi guru bagi anak-anak di rumah. waktu bersekolah yang seharusnya dilakukan di sekolah masing-masing kini pun harus dilakukan dari rumah dengan menggunakan gadget seperti laptop ataupun smartphone. Bila tidak terbiasa mendampingi anak belajar di rumah, tentu ini akan menjadi tantangan baru bagi para orangtua. Tidak jarang, Ibu dan Ayah menjadi kalang kabut dengan adanya sederet pelajaran dan tugas dari guru.
Belajar secara online di masa pandemi ini tidak hanya menantang bagi anak, tapi juga bagi orangtua. Apalagi orangtua yang bekerja juga harus menjalankan pekerjaannya sekaligus dan memantau anak saat belajar online. Tentunya, kondisi ini dapat membuat orangtua menjadi stres akibat beban yang bertambah. Berikut ini beberapa tips untuk para orangtua saat menemani anak sekolah online :
- Bagi Tugas Mengajar Sesuai Kondisi Orangtua
Dalam mendampingi anak belajar di rumah adalah membagi tugas. Penting bagi kedua orangtua untuk terlibat bersama dalam proses belajar anak. Ayah dan ibu bisa membagi waktu pendampingan sesuai kesibukan masing-masing. Misalnya, ibu akan mendampingi anak belajar di rumah pada siang hari dan ayah akan mendampingi di malam hari setelah pulang bekerja. Atau juga misalnya ibu yang membantu anak belajar online, lalu ayah dapat menyelesaikan urusan rumah tangga seperti masak, beberes rumah, dan lain-lain. Ayah dan ibu juga bisa membuat kesepakatan yang membuat penjadwalan terasa lebih ringan. - Membuat Jadwal Belajar Harian Anak
Agar jadwal WFH dan belajar online dapat berjalan dengan lancar, orangtua perlu membuat jadwal harian yang rapi. Membuat jadwal harian untuk anak akan membantu orangtua membangun rutinitas dan menetapkan kegiatan. Buatlah jadwal seminimal mungkin perubahannya mengikuti jadwal ketika anak-anak sekolah normal, jadwal dari sekolah bisa dijadikan acuan sebagai jadwal belajarnya. Rancang terlebih dahulu jadwal anak dalam sehari dan sepakati dengan anak maupun pasangan. Jadwal ini berisikan kegiatan anak dalam sehari, mulai dari bangun tidur, mandi, makan, belajar, tidur siang, dan seterusnya hingga waktu tidur lagi. Jadwal ini sebisa mungkin ditaati oleh anggota keluarga, namun tidak menutup kemungkinan ada perubahan sesuai dengan kondisi anak.
Mungkin juga jadwal belajar anak sudah diberikan panduan dari sekolah, hal tersebut meliputi mata pelajaran dan tema apa saja yang harus dipelajari anak hari ini, pukul berapa anak akan menerima materi dan tugas, serta pukul berapa mereka harus menyelesaikan tugas. Panduan semacam ini akan sangat membantu anak-anak untuk belajar lebih teratur. Dengan memiliki jadwal yang jelas dan disiplin dalam menjalankannya, ayah dan ibu tetap bisa menyelesaikan target pekerjaan tanpa mengorbankan waktu belajar anak, atau sebaliknya. - Bermain Dengan Anak
Selama belajar online di rumah, anak jadi kebanyakan duduk atau beraktivitas di depan layar, besar kemungkinan anak menjadi lebih sering tantrum atau ‘mogok’ belajar. Ayah dan ibunya yang mendampingi anak belajar di rumah juga berpotensi terlalu banyak melakukan kegiatan serius dan kurang gerak. Ketika terus-menerus belajar online di rumah, orangtua bisa meluangkan waktu untuk bermain dengan anak atau sekadar duduk bersama saja. Hal ini sangat diperlukan agar anak tetap senang, tenang, dan juga semangat untuk belajar. Pastikan juga anak menyelesaikan semua pekerjaan sekolahnya di hari kerja, agar akhir pekan dapat digunakan untuk bermain dan istirahat. - Mengatur Emosi Dan Belajar Untuk Bersabar
Ketika terlalu lama di rumah dan harus menyelesaikan banyak tanggung jawab, kemungkinan besar emosi lebih mudah memuncak. Orangtua jangan sampai meluapkan emosi ke anak, dalam situasi seperti ini, baik orangtua maupun anak masih mencoba beradaptasi perihal pembelajaran dari rumah. Anak-anak mungkin butuh waktu untuk menyingkirkan keengganannya untuk memindahkan aktivitas sekolah ke rumah. Orang tua harus lebih lebih sabar untuk mendampinginya. Bukan sekadar orang tua yang pusing harus beradaptasi dengan situasi ini. Anak pun juga punya konflik sendiri untuk beradaptasi belajar di rumah tanpa guru dan teman-temannya.
Untuk menghindari emosi, orangtua bisa lebih sering sering melakukan relaksasi sederhana, misalnya dengan menarik dan membuat nafas secara ritmik. Orangtua juga harus bisa meluangkan waktu untuk mengurus diri sendiri, misalnya dengan pola makan sehat, sekadar melakukan hobi ataupun rutin olahraga. Dilansir dari American Psychological Assosiation, olahraga secara rutin dapat mengurangi stres yang menyebabkan emosi berlebihan. - Rehat Sejenak Untuk Menghindari Pemicu Stres
Terlalu lama berkutat dengan hal yang sama bisa membuat seseorang stres. Ayah dan ibu juga bisa berpotensi mengalami stres saat mendampingi anak belajar di rumah. Anak juga bisa stres selama pandemi Covid-19 di rumah saja. Pasalnya, melakukan semua kegiatan di rumah justru dapat membuat lebih lelah. Maka dari itu, beristirahat sejenak sangat disarankan. Jika sudah terlihat kurang tertarik belajar, istirahat saja dulu. Sekadar rebahan atau piknik di halaman rumah sambil berbincang dengan anak tentang apa pun bisa mengurangi kejenuhan.
Bagi orangtua, ketika sedang tidak bersemangat, entah karena lelah atau bosan, ayah dan ibu bisa konsultasikan keresahannya dengan guru dan mencari solusi bersama-sama. Siapa tahu bisa menemukan solusi dan titik tengah dengan pihak sekolah. Perlu diingat bahwa ayah dan ibu tidak harus sempurna dalam mengajar anak di rumah, karena memang pada dasarnya orangtua tidak terbiasa melakukan ini.
Pekerjaan rumah tangga juga termasuk dalam pembelajaran untuk anak karena baik untuk melatih life skill anak. Jadi, orangtua bisa menambahkan kegiatan ini sebagai aktivitas untuk mendampingi anak belajar di rumah. Membantu ayah mencuci motor atau mobil, membersihkan rumah, dan melipat baju bersih mereka sendiri, membuat kue bersama, bisa dijadikan aktivitas tambahan yang menyenangkan.
Mendampingi anak belajar di rumah sebaiknya dijadikan kegiatan yang menyenangkan. Justru dengan keadaan seperti ini, orangtua bisa memanfaatkan waktu untuk lebih dekat dan lebih kreatif. Memiliki kewajiban melakukan beberapa pekerjaan pada waktu yang bersamaan memang berat, apalagi jika harus berada pada satu tempat. Coba untuk take it easy dan tidak dibawa stres ya. - Memanfaatkan Waktu Bersama
Belajar dari rumah bisa jadi berkah yang patut disyukuri. Artinya, Orangtua akan punya lebih banyak waktu untuk bersama anak. Manfaatkan waktu ini sebagai kesempatan belajar tak terbatas. Belajar tidak hanya berhenti sampai di kegiatan membaca, menulis, berhitung. Tapi justru dalam kondisi ini ayah dan ibu bisa perbanyak metode diskusi dengan anak. Orangtua bisa mendiskusikan banyak hal dengan anak, misalnya saja tentang pencegahan COVID-19, kebiasaan untuk mencuci tangan atau anjuran social distancing. Gunakan bahasa yang mudah mereka pahami. Diskusi-diskusi semacam ini akan meningkatkan daya analisis mereka. - Menjaga Kesehatan
Belajar online di rumah membutuhkan tenaga ekstra, apalagi jika ayah dan ibu juga melakukan WFH. Maka dari itu, penting sekali untuk menjaga kesehatan di saat-saat seperti ini. Orangtua bisa mengkonsumsi multivitamin, perbanyak buah dan sayuran, kurangi makanan cepat saji dan berminyak, dan juga tidur yang cukup. Pasalnya, kekurangan tidur dapat membuat lelah, metabolisme menurun, lalu menjadi mudah sakit yang tentu bisa merugikan banyak hal.
Nah, Kalau berikut ini adalah beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh orangtua selama masa Belajar Online di rumah :
- Menemani anak terus menerus tidak melatih kemandiriannya
Jika usia anak masih di bawah 5 tahun mungkin memang masih harus ditemani, tapi apabila usia anak sudah di atas 5 tahun sudah bisa belajar mandiri. Ayah dan ibu bisa menyediakan semua buku dan alat tulisnya di meja, ia sudah bisa memilih buku dan meraut pensilnya sendiri. Tidak perlu selalu ditemani, pada saat sekolah pun anak – anak sendiri tanpa didampingi orangtua. Menemaninya terus tidak melatih kemandiriannya, jadi orangtua bisa mencoba membiarkannya belajar sendirian. - Ikut berkomentar saat guru memberi materi
Jangan ikut mengomentari guru pada saat guru sedang mengajar, percayakan pada gurunya. Guru bisa saja salah saat memberi pelajaran, tapi menegur pun ada cara baiknya. Tidak berarti saat bicara di kelas dipotong atau ikut menambahkan komentar. - Memarahi anak secara terang – terangan
Belajar online di rumah itu banyak sekali tantangannya, terutama ujian kesabaran. Tapi apabila ayah dan ibu sudah sangat sangat tidak sabar dan ingin marah, keluar dulu saja tinggalkan anak. Jangan sampai memarahi anak di depan semua teman sekelasnya saat belajar di Zoom berlangsung. - Terlalu banyak complain, tidak menghargai guru
Salah sedikit komplain di group, tidak cocok sedikit marah-marah, sekolah dari rumah memang diawal – awal sulit bagi semuanya, orangtua bisa toleransi sedikit terhadap guru. Kondisi seperti ini tidak ideal bukan hanya bagi anak – anak dan orangtua, tetapi juga bagi guru. Jadi, baik anak maupun orangtua harus menjaga sikap dan menghormati guru dan maklumilah kalau salah-salah sedikit, namanya juga manusia. - Membantu tugas anak berlebihan
Karena anak mengerjakan semua tugasnya di rumah, orangtua jadi merasa semua tugas harus diperiksa semua dan benar semua. Padahal kan ada tugas sekolah dan ada juga pekerjaan rumah, tugas sekolah itu kalau di sekolah yang akan anak kerjakan sendiri tanpa ada intervensi dari orangtua, kenapa tidak menerapkan hal yang sama saat anak belajar online di rumah. Tekankan pada anak bahwa salah tidak apa-apa tapi berusaha kerjakan sendiri, lebih baik ada yang salah tapi sudah berpikir sendiri dibanding benar semua tapi dibantu orangtuanya. Karena lagi-lagi, kapan bisa mandiri kalau tugas juga dibantu.
Referensi : ibupedia,parenting.co,popmama,glints,mommiesdaily
Link:
https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/10-tips-mendampingi-anak-belajar-di-rumah-selama-pandemi