Dewasa ini, banyak orang tua terutama para ibu enggan mengajak anak – anak mereka pergi ke dapur. Salah satu alasannya adalah, mengajak anak-anak memasak atau membuat kue hanya akan membuat dapur berantakan. Padahal sebenarnya, mengajak anak untuk memasak atau membuat kue di dapur memiliki banyak manfaat. Membuat kue bersama anak merupakan kesempatan yang tepat untuk meningkatkan ikatan dengan anak dan juga memberikan kesempatan untuk anak mempelajari hal baru selama membuat kue.
Dilansir Romper, ketika orangtua membuat kue bersama si buah hati, berarti orangtua mengajarkan mereka untuk mengikuti instruksi. Selain itu juga mengembangkan keterampilan mereka dalam bidang matematika, sains, membaca, dan berkomunikasi.
Ternyata tahapan saat membuat kue bisa jadi cara orangtua melatih kemampuan motorik si buah hati. Para orangtua mungkin sudah mengetahui bahwa masa-masa balita merupakan masa-masa di mana anak mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar. Orangtua juga perlu tahu bahwa membuat kue dapat membantu mengembangkan koordinasi si buah hati.
Pada masa perkembangan balita saat ini, si buah hati sedang ingin tahu banyak hal. Rasa penasarannya yang tinggi membuat mereka senang aktif menjelajah. Hal ini dapat terus diasah ketika membuat kue bersama si buah hati. Orangtua bisa mengajaknya mempersiapkan bahan-bahan pembuat kue sambil mengenal bentuk dan tekstur bahan-bahan tersebut. Orangtua bisa membiarkannya memegang tepung, gula pasir, margarin, telur, dan bahan-bahan lainnya. Selagi si buah hati berinteraksi dengan bahan-bahan tersebut, orangtua dapat membantu proses belajarnya dengan menyebutkan tekstur kasar/halus, cair/padat, serbuk, licin, atau lengket. Dengan begitu, bukan hanya indera perabanya yang terlatih, kosakatanya juga bertambah.
Membuat kue dapat memberi si buah hati banyak kesempatan untuk berkembang dan menggunakan kedua tangannya secara bersamaan secara terkoordinasi. Menggulung bola adonan, menggulung adonan dengan penggilas adonan, dan meratakan adonan dengan tangan adalah cara yang bagus untuk membiarkan si buah hati melatih keterampilan koordinasi bilateral mereka. Mengembangkan keterampilan koordinasi bilateral yang baik dapat membantu anak-anak menguasai keterampilan mengikat tali sepatu dan memotong dengan gunting, di antara keterampilan lainnya. Mengayak tepung ke dalam mangkuk besar juga merupakan kegiatan bilateral yang baik: melatih si buah hati menggunakan satu tangan untuk “menopang” sementara tangan yang lain melakukan pekerjaan berat.
Menuangkan bahan ke dalam mangkuk dan gelas pengukur, dan menyendok adonan ke dalam loyang adalah cara yang baik bagi si buah hati untuk melatih koordinasi mata-tangan mereka. Orangtua bisa menuntunnya untuk menuang dan mengaduk bahan-bahan dalam wadah. Mintalah untuk berhati-hati saat melakukannya agar tidak berceceran ke luar wadah. Respon refleks juga akan berkembang dengan baik ketika si buah hati mencoba menyeimbangkan bahan yang mungkin hendak tumpah. Tidak masalah jika pada akhirnya banyak bahan tercecer di meja. Orangtua dapat memintanya untuk membersihkan bagian yang kotor. Bila mereka berhasil menuang atau mencampur tanpa tumpah, berilah apresiasi dengan memuji atau memberikan hadiah berupa pelukan. Memeras lapisan gula pada kue, atau menghias kue mangkuk juga menggunakan koordinasi mata-tangan.
Membuat kue bersama si buah hati dapat memberi mereka banyak kesempatan untuk memperkuat otot tangan dan jari mereka, belajar membuat adonan menjadi bola, bahkan menaburkan keju di atas dasar pizza bisa melatih jari-jari mereka, kedua tangan juga bekerja bersama secara terkoordinasi.
Ketika membuat kue bersama si buah hati, harus selalu ada panduan resep. Baik mereka membaca resep itu sendiri (dalam kata-kata atau gambar) atau mengikuti instruksi verbal orangtua, mengikuti resep dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan dan mengurutkan si buah hati.
Mengikuti instruksi adalah keterampilan sekolah yang penting, dengan membuat kue dapat memberikan banyak latihan kepada si buah hati dalam hal ini. Membantu mereka mengatur dirinya sendiri di dapur dan membereskan peralatan yang berantakan juga merupakan keterampilan yang sangat membantu. Bantu mereka membawa piring kotor ke wastafel dan mencucinya, ingat juga untuk mengemas semua bahan – bahan setelahnya.
Persepsi spasial dan keterampilan perencanaan juga meningkat ketika si buah hati harus mencetak kue. Tantanglah mereka untuk mencetak kue sebanyak mungkin dari satu adonan, ini akan menantang si buah hati untuk meletakkan pemotong kue dengan cara yang menyisakan sedikit mungkin dari adonan.
Referensi : ibudanbalita, otmom